Print Friendly and PDF
Mansur bin Ilyas, demikian dikenal, memiliki nama: Manshur bin Muhammad bin Ahmad bin Yusuf bin Ilyas Al-Kasymiry, seorang Dokter Muslim dari penduduk Syairaz (di Iran sekarang). Dahulu beliau pernah menghadiahkan tulisan-tulisannya kepada para penguasa di negeri Persia (di Iran sekarang). 

Tulisan-tulisan beliau merujuk kepada zaman 782-793 H (sekitar 1380-1390 M.), sebagaimana disebutkan oleh Al-Maktabah Al-Wathaniyah li 'Ilm ath-Thibb. Sehingga diduga kuat beliau wafat di akhir abad ke-9 H/15 M. Demikian dikarenakan penjelasan rinci mengenai biografi beliau tergolong sangat sulit dan langka.

Di antara karya-karyanya yang sampai ke zaman kita adalah:

1. Tasyrih Badan Insan, atau yang dikenal juga dengan "Tasyrih Manshury". Buku yang pertama kali menampilkan Anatomi Tubuh Manusia dengan cukup lengkap (di zamannya). Dengan ini, Mansur bin Ilyas telah mendahului Leonardo Da Vinci (1452-1519 M.) dan Andreas Vesalius (1514-1564 M.).

Buku ini (baca: naskah kuno ini) mengandung 5 makalah dan sebuah penutup. Setiap makalahnya memiliki sebuah gambar di bagian akhir, kecuali makalah kelima, ia memiliki 2 buah gambar.

Kitab ini dicetak lebih dari 1 kali, pertama kalinya pada tahun 1264 H./1848 M., ditangani oleh Manshur Ali dengan judul 'Tasyrih Manshury'. Adapun cetakan terakhirnya adalah dengan tahqiq Sayyid Husain Radhwa Bariq'iy, dicetak oleh Universitas Teheran tahun 2004 M.


Berikut ini 6 gambar yang terdapat di bagian akhir kitab ini:


Pertama: Kerangka Tulang Manusia



Kedua: Urat Tubuh Manusia


Ketiga: Otot Tubuh Manusia


Keempat: Pembuluh-pembuluh Darah Manusia


Kelima: Pembuluh-pembuluh Arteri yang ada pada Lelaki
(Gambar tidak berhasil kita temukan, namun kemungkinan besar adalah gambar-gambar berikut)






Keenam: Pembuluh-pembuluh Arteri yang ada pada Wanita dan gambar Janin pada rahim


Anda juga bisa melihat dua naskah kuno buku ini (dengan gambar yang berbeda-beda) di link berikut:
https://www.nlm.nih.gov/exhibition/historicalanatomies/mansur_home.html

Walau ironisnya, nama beliau sama sekali tidak disebutkan dalam artikel yang berjudul 'History of Anatomy' di situs besar seperti Wikipedia. Anda bisa melihatnya sendiri di link berikut ini: 
https://en.wikipedia.org/wiki/History_of_anatomy

Dan untuk meyakinkan para pembaca atas pencapaian Mansur bin Ilyas dalam bidang ini, saya akan membawakan sedikit perbandingan antara Anatomi yang dibuat oleh Ibnu Ilyas dengan Anatomi karya Shou Hua, seorang Dokter China abad ke-14 M. yang dibuat pada tahun 1341 M., sekitar 50-an tahun sebelum Mansur bin Ilyas.


Karya ini berjudul 'Shi si jing fa hui' yang berarti 'Rute dari empat belas garis bujur dan Fungsinya'. Buku ini, sebagaimana disebutkan dalam National Library of Medicine, adalah pedoman klasik yang digunakan dalam praktek Akupuntur. 

Karya ini dibagi menjadi tiga bagian penanganan Medis: 
1. Dengan sirkulasi Yin dan Yang di lengan dan kaki 
2. Dengan jalur Qi di empat belas garis bujur
3. Dengan delapan 'Pembuluh yang luar biasa'.

Dan sebagaimana anda dapat saksikan sendiri, Shou Hua dalam karyanya belum menggambarkan atau mendeskripsikan otot tubuh atau kerangka tulang Manusia. Sebab di masa itu beserta abad-abad sesudahnya, para dokter Cina tidak memiliki istilah khusus untuk 'otot'.

Maka pada poin ini, karya Anatomi Mansur bin Ilyas jauh lebih unggul dan lebih sesuai dengan ilmu Medis modern hari ini. 

Lalu, bagaimana perbandingan karya Anatomi Ibnu Ilyas ini dengan karya-karya Anatomi buatan para ilmuwan Eropa?

Penulis mencoba menelusurinya dalam website Historical Anatomies on the Web. Menariknya, penulis mendapati salah satu karya Anatomi tertua yang berasal dari Eropa memiliki hubungan kuat dengan karya Medis milik seorang Dokter Muslim di masa itu. Karya Anatomi itu bernama 'Isagogae breues', buatan Jacopo Berengario da Carpi, seorang Profesor Anatomi di Universitas Bologna Italia. Karya ini diterbitkan pada tahun 1522 M. 

Penulis Website tersebut menuliskan:
"...Dalam bidang Anatomi, Berengario mengkhususkan dirinya untuk membaktikan dirinya pada teks dan teori Mondino dei Luzzi (w. 1326 M.), yang juga dikenal dengan nama Mundinus, seorang ilmuwan yang mengandalkan seorang dokter Arab (Muslim) pada sebagian besar penelitiannya di bidang Anatomi yang dilengkapi dengan beberapa pembedahan (tubuh Manusia)."

Dari sini pun, saya mulai bertanya-tanya tentang siapa Dokter Arab Muslim tersebut. Tentu saja dia bukanlah Mansur bin Ilyas karena Mondino hidup sebelum masanya. Maka mulailah saya melakukan pencarian tentang ilmuwan yang bernama Mondino ini.

Dalam biografi Mondino di situs Wikipedia disebutkan:

"Karya agung Mondino yang berjudul 'Anathomia Corporis Humani', -yang ditulis pada tahun 1316 M, dianggap sebagai karya pertama (dalam sejarah) yang berbicara tentang panduan ilmu pembedahan tubuh modern dan teks pertama di bidang ilmu Anatomi."

Menakjubkannya lagi adalah apa yang disebutkan selanjutnya:


"Anathomia tetap menjadi buku ilmu Anatomi yang paling banyak digunakan selama 250 tahun lamanya (hingga abad ke-16 M.) dikarenakan buku ini jelas dan ringkas dalam memberikan petunjuk teknis penting terkait proses pembedahan tubuh (operasi), termasuk juga langkah-langkah pembedahan, serta alasan di balik penyelenggaraan prosedur pembedahan."

Dari dua nukilan di atas dapat kita lihat bagaimana pentingnya peran buku Anathomia karya Mondino de Luzzi ini terhadap ilmu Anatomi di Eropa secara umum dan Italia secara khusus. Yang tentu saja, para ilmuwan Eropa mana pun yang hidup antara rentang abad ke-14 hingga abad ke-16 hampir tidak dapat terlepas dari buku Anathomia bila hendak mengkaji ilmu Anatomi.

Namun, siapa sangka jika ternyata Mondino banyak bersandar pada salah seorang Dokter Muslim -yang ironisnya tidak kita ketahui namanya- pada penelitian-penelitian Anatomi yang dilakukannya.

Di sisi lain, Mondino memang tercatat pernah menerjemahkan buku 'Fungsi Anggota-anggota Tubuh' karya Gallen (Pakar Medis Yunani Kuno), yang saat itu hanya tersedia dalam versi Bahasa Arab. Ini adalah salah satu bukti bahwa Mondino memiliki keahlian dan ilmu dalam Bahasa Arab. Fakta ini pun semakin menjelaskan bagaimana seorang Mondino banyak merujuk pada karya seorang Dokter Muslim Arab, terutama di bidang Anatomi. Sebab karya-karya Gallen di bidang Medis sangat banyak diulas dan dikritik dalam banyak karya para Dokter Muslim di zaman itu.

Siapapun Dokter Arab Muslim yang dijadikan sandaran oleh Mondino, ilmu Anatomi tubuh Manusia tidak akan lepas dari ilmu bedah. Dan sejarah mencatat bahwa satu-satunya orang yang pantas disebut sebagai Bapak ilmu Bedah modern adalah Abu al-Qasim az-Zahrawi (Abulcasis, 936-1013 M.). Karya agung beliau; At-Tasrif yang tebalnya 30 jilid, membahas tentang kumpulan praktik kedokteran yang beliau lakukan. Buku ini dikaji di Eropa selama 5 abad lamanya sejak abad ke-12 M! Yang bahkan alat-alat bedah ciptaan beliau masih digunakan oleh para Dokter di zaman ini!

Terlepas dari itu semua, penulis sangat menyayangkan pada bagaimana sejarah cukup banyak mendiskreditkan para ilmuwan Muslim. Maka tidaklah tulisan ini ditulis melainkan untuk menyadarkan kembali sikap adil dalam penulisan sejarah, semoga.

2. Karya Mansur bin Ilyas lainnya adalah Al-Kifayah Al-Mujahidah, beliau karang untuk seorang Sultan yang bernama Zain al-'Abidin Al-Kasymiry. Sebuah buku tentang menjaga kesehatan dan beberapa bab dalam ilmu Medis. Naskah kunonya hingga kini berada di sebuah perbendaharaan manuskrip di London.

Sumber:
doraksa.com
ar.wikipedia.org
shabab3net.com
nlm.nih.gov 1
nlm.nih.gov 2

Ditulis oleh: 
Ahmad Ubaidillah*
* Mahasiswa Prodi Takmili Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab di Jakarta cabang Universitas Al-Imam Muhammad bin Saud Riyadh Kerajaan Arab Saudi

0 comments so far,add yours